top of page

Multikultural

Updated: Oct 30, 2018

Chinatown

- Sejarah Chinatown Bangkok

     Pada abad 16 dan 17, mulai banyak orang orang Cina yang berimigrasi ke wilayah Siam. ketidakstabilan politik, kemiskinan dan peperangan kronis di Cina adalah faktor pendorong utama yang menarik ratusan ribu orang Cina ke peluang kerja di luar negeri dan Siam menjadi salah satu tempat tujuan orang orang cina berimigrasi. Hal ini juga didorong oleh pemerintahan Siam yang membuka lebar wilayah siam untuk orang orang Cina. Pemerintah Siam berharap bahwa wilayah siam akan diuntungkan dengan pergerakan kegiatan perdagangan yang akan dilakukan oleh orang orang Cina di wilayah Siam, awalnya orang orang cina banyak yang menetap di Ko Ratanakosin kemudian pada tahun 1783 mereka pindah ke hulu di sepanjang Mae Nam Chao Phraya ke distrik Yaowarat.

     Selepas berpindahnya orang orang Cina ke distrik Yaowarat, orang orang cina mulai mengembangkan kegiatan perdagangan mereka mulai dari menjadi pengrajin, pedagang, bekerja di sektor industri, hingga perkebunan yang menjadikan daerah ini menjadi daerah dominan Cina yang aktif menyumbangkan berbagai produk yang kemudian di ekspor ke berbagai negara. Daerah ini kemudian menjadi salah satu daerah yang makmur karna perkembangan perdagangannya yang semakin hari semakin pesat. Pada akhir tahun 1891, Raja Rama V mulai mengadakan pembangunan besar besaran di berbagai wilayah khususnya daerah Yaowarat.

Kin Rama

     Daerah Yaowarat mulai diperluas dan mencakup beberapa daerah meliputi Charoen Krung Road, Mangkon Road, Songwat Road, Songsawat Road, Ratchawong Road, dan Chakkrawat Road yang kemudian setelah beberapa daerah tersebut disatukan menjadi hunian khusus bagi para orang orang Cina dan dikembangkan menjadi pusat perdagangan terbesar dan tersibuk di wilayah Siam. Di daerah tersebut, tidak hanya mengembangkan perdagangannya, orang orang Cina bahkan telah melestarikan tradisi budaya, perayaan, dan identitas mereka selama lebih dari dua abad. Daerah ini kemudian disebut dengan Chinatown.

- Yang menarik di Chinatown Bangkok

     Chinatown di kawasan Yaowarat merupakan salah satu kawasan yang banyak menarik para turis. Berada di kawasan ini, membuat para turis seakan berada dalam suasana di kota Cina. Bentuk bangunan, budaya, warga setempat, hingga beberapa kuil dengan ornmaen ala Cina menghiasi beberapa titik di kawasan ini sehingga semakin menarik banyak turis untuk mengunjungi wilayah ini. Di siang hari, di sepanjang kawasan ini terdapat beberapa kuil yang dapat dikunjungi turis seperti Wat Traimit yakni salah satu kuil budha emas yang terletak di ujung jalan Yaowarat. Selain itu beberapa toko dibuka di sepanjang jalan Yaowarat juga menjual beberapa produk obat herbal Cina, beberapa restaurant yang menjual menu khas Cina juga dibuka pada siang hari. Pasar sampeng yang terdapat di daerah tersebut juga memanjakan turis dengan beragam produk khas Cina yang ditawarkan seperti aksesoris,pakaian,perhiasan,dan kerajinan tangan yang dapat menjadi buah tangan para turis ketika mengunjungi kawsan ini.

     Malam hari, kawasan ini disulap menjadi kawasan streetfood. Di sepanjang jalan tenda tenda dibuka, menawarkan beragam kuliner khas Cina mulai dari makanan berat hingga makanan ringan khas Cina tersedia di sepanjang jalan Yaowarat. Dari tenda tenda, toko toko, hingga restaurant menyajikan berbagai pilihan kuliner khas Cina. Kuliner seafood dan berbagai aneka masakan daging babi adalah yang paling banyak dicari oleh para turis di kawasan ini. Bahkan kami yang juga berkunjung ke kawasan ini pada malam hari juga tidak melewatkan membeli jajanan yang menarik perhatian kami pada saat itu, roti kasur panggang yang dibalur dengan beragam selai sesuai pilihan mulai dari greentea,thai tea, capucinno hingga coklat dipatok dengan harga 25 bath menjadi salah satu pilihan kami ketika berkunjung ke kawasan ini.


Sweet Buns (roti kasur)

Kawasan ini paling banyak dikunjungi turis di malam hari, karena di malam hari kawasan ini tidak hanya disulap menjadi kawasan streetfood saja akan tetapi juga terdapat banyak tempat hiburan malam yang dapat dikunjungi oleh para turis salah satunya adalah beberapa kasino dan berbagai café atau kedai kopi bahkan di kawasan ini juga terdapat banyak penginapan murah yang ditawarkan untuk para turis.


Casino China Town Scala


- Tips and Tricks

   Chinatown cukup dekat dengan stasiun kereta api Hua Lampong dan dermaga/pier Ratchawong sehingga untuk pergi ke Chinatown dapat ditempuh dengan menaiki MRT terdekat dengan tujuan Hua Lampong atau bisa ditempuh dengan menuju ke dermaga lalu menaiki Chao phraya Express Boat menuju Ratchawong road. Jarak stasiun Hua Lampong dan dermaga Ratchawong road dari Chinatown masih sekitar 15 menit sehingga setelah diperlukan waktu sekitar 15 menit untuk berjalan kaki menuju Chinatown. Selain itu untuk menuju ke kawasan ini juga dapat ditempuh menggunakan bus umum. bus umum, MRT, dan boat merupakan transportasi yang tergolong jauh lebih murah dibandingkan jika kita menaiki taxi,grab, maupun tuk tuk.

   Jika ingin mencari makanan di kawasan ini, biasanya pegawai restaurant menyediakan buku menu di depan restaurant agar pengunjung dapat melihat dulu menu makanan sebelum memutuskan untuk makan di restaurant tersebut jadi tidak perlu khawatir jika merasa ragu ragu terhadap restaurant yang akan dituju. Di kedai kedai atau di tenda tenda juga kita dapat melihat menu makanan yan dijual di etalase dan menanyakan apakah olahan tersebut merupakan daging ayam atau babi karena memang kebanyakan di kawasan ini menjual aneka masakan babi selain seafood jadi kita wajib bertanya sebelum membeli. Semua makanan di kawasan ini dibanderol mulai harga 25 hingga150 bath bergantung pada jenis makanannya. Jika masih ragu ragu untuk makan di kedai kedai makanan di sepanjang kawasan ini, maka 7eleven adalah solusi terbaiknya. Karna 7eleven juga menjual aneka makanan mulai dari makanan ringan hingga makanan berat dalam kemasan yang beberapa makanan dilabeli label halal dan tergolong murah dan enak. 7eleven juga sangat mudah dijumpai di kawasan ini.

   Di kawasan ini juga terdapat beberapa toko oleh oleh yang menjual aneka snack khas Thailand seperti tokenoi, pocky yang dapat dibeli secara grosiran. Beberapa oleh oleh berupa cinderamata unik dan beragam kerajinan tangan juga tersedia di sepanjang jalan Yaowarat ini.

- Unikultural atau Multikultural?

Chinatown merupakan salah satu tempat tujuan pariwisata yang dipengaruhi budaya yang multikultural karena di kawasan ini identitas dan budayanya sangat berbeda dengan budaya asli Thailand. Budaya Thailand sangat dipengaruhi oleh agama Buddha sedangkan Orang orang Cina di kawasan ini punya budaya dan tradisinya sendiri, punya sistem kepercayaan sendiri seperti konghucu, animisme dan Kristen, orang orang Cina ini juga cenderung menggunakan bahasa Cina dan bahasa tionghoa bahkan tulisan di sepanjang jalan Yaowarat juga berbahasa Cina. Tradisi berupa festival barongsai juga dapat disaksikan di kawasan ini ketika ada acara acara besar seperti imlek misalnya. Berbagai adat,budaya,etnis,ornamen bangunan,bahasa,sistem kepercayaan di kawasan ini sama sekali jauh dari budaya asli Thailand.

Kawasan Chinatown ini juga tidak hanya terdapat di Thailand saja akan tetapi di negara negara lain seperti Singapura,Indonesia hingga Korea juga terdapat kawasan Chinatown. Chinatown adalah salah satu kawasan multikultural alami yang sudah ada sejak berabad abad lamanya. Tidak hanya Chinatown bahkan beberapa tempat lain seperti Paris in Bangkok, kampung muslim, phurat little India Bangkok merupakan bukti bahwa di Thailand terdapat tempat tempat yang menunjukkan multikulturalitas budaya didalamnya.


Asiatique

   Asiatique The Riverfront atau yang lebih dikenal dengan nama Asiatique, merupakan tempat hangout dan belanja yang asik selama di Bangkok. Kurang rasanya jika kita berkunjung ke Bangkok namun tidak singgah ke Asiatique untuk menghabiskan malam bersama teman atau berbaur dengan masyarakat sekitar ataupun turis lain nya. Asiatique Riverfront berada di jalan 2194 Charoen Krung Rd, Krung Thep Maha Nakhon, Thailand.


- Sejarah

   Namun dibalik kemeriahan dan juga keindahan yang disuguhkan, ternyata tersimpan nilai sejarah yang unik di dalam nya. Diketahui bahwa, dulunya tempat ini sudah ada sejak jaman kolonial dan pada pertengahan April 2012 telah direnovasi dan dialih fungsikan menjadi night market dengan konsep bangunan Eropa. Pada masa pemerintahan King Chulalongkorn, negara-negara di Asia sedang dalam masa kecemasan karena invasi dan penjajahan oleh bangsa-bangsa Eropa.


King Chulalongkorn

   Kemudian, dimasa jabatan nya, raja berinisiatif untuk melakukan kerjasama dengan pihak Denmark untuk mendirikan dermaga dan gudang ekspor kayu jati yang dimiliki oleh warga negara Denmark yakni Mr Hans Nille Anderson sebagai pemilik perusahaan East Asiatique Company. Dermaga dan gudang ini kemudian menjadi tonggak sejarah sebagai awal dari perdagangan internasional antara Siam (nama Thailand di masa lalu) dengan negara-negara Eropa. Dan sebab adanya dermaga inilah kemudian menjadi kunci Siam mempertahan kan kemerdekaan nya dan menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah. Namun, setelah berakhirnya masa penjajahan Eropa atas Siam, kemudian gudang dan juga dermaga ini direnovasi oleh pemerintah untuk digunakan sebagai tempat wisata bagi warga domestik dan internasional dan berganti nama menjadi Asiatique The Riverfront. (source : http://www.thailand.panduanwisata.id>2011/09/25)



- Tips and Trick

   Pada kesempatan kali ini kami berempat pada tanggal 12 September 2018 lalu, berkunjung ke Thailand selama 8 hari lamanya dan menyempatkan untuk datang ke Asiatique pada malam hari nya. Jam buka Asiatique adalah sekitar pukul 16.00 – 24.00. Untuk sampai ke Asiatique, bisa menggunakan boat, taxi, grab atau menggunakan transportasi massal lain nya. Namun kami memilih untuk menggunakan boat. Setidaknya untuk mencapai dermaga, kami berjalan kaki sekitar 15menit ke arah dermaga Sathorn Pier yang letaknya tepat di bawah BTS Saphan Taksin. Lalu kami memilih jalur kiri dermaga untuk menuju ke boat yang akan mengantar secara GRATIS ke Asiatique.


Jalur kiri untuk ke Asiatique

   Karena judul nya GRATIS jadi jangan harap untuk dapat tempat duduk ya, karena kita harus berebut dengan wisatawan lain nya. Tidak usah sungkan untuk berdiri, karena letak nya tidak jauh, hanya sekitar 10 menit menggunakan Speed Boat.


Boat GRATIS

   Pada saat itu kami datang sekitar pukul 18.30 waktu setempat dan ditemani dengan gerimis. Jadi tidak banyak dokumentasi yang diambil. Kami berkunjung ke Asiatique setidak nya 2kali karena harga barang-barang yang ditawarkan terbilang cukup murah daripada tempat belanja lain seperti Platinum Mall atau pun Chatuchak. Pada kunjungan pertama, kami ditemani dengan Mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh studi di Rajamanggala University. Kami ditemani untuk berkeliling dan saling sharing pengalaman. Dia juga menunjukkan stand oleh-oleh khas Thailand yang murah diantara semua stand yang ada di Asiatique dan yang paling unik adalah penjual nya bisa berbahasa Indonesia dengan cukup lancar. Meskipun harga nya terbilang murah, jangan ragu untuk menawar! Karena bisa jadi jika kita membeli banyak dan sedikit menawar, penjual bisa memberi harga yang rendah pula. Setelah itu karena hujan semakin deras, kami memutuskan untuk pulang dengan menggunakan grab. Untuk memesan grab, tidak diperkenankan memesan di dalam kawasan Asiatique, sehingga kami harus berjalan sedikit untuk menunggu. Sambil menunggu, kami mampir ke stand penjual bakaran dipinggir jalan. Ada banyak sekali pilihan bakaran mulai dari sosis, otak-otak ikan, seafood, hingga chicken wing.

Stand penjual bakaran

Harga nya bervariasi mulai dari 10 bath-40 bath saja atau jika dirupiahkan mulai dari kisaran 4500 rupiahan. Untuk kunjungan kedua, kami sengaja berangkat lebih awal yakni sekitar jam 3 sore. Karena cuaca yang mendukung sehingga kami dapat melihat pemandangan gedung-gedung dari boat yang berdiri rapi dipinggiran sungai Chao Praya. Dan kita banyak mengambil dokumentasi karena tersedia banyak spot foto dan cuaca serta cahaya yang mendukung. Di kunjungan kedua ini, kami juga banyak mengeksplor tempat-tempat yang sebelum nya belum kami temui dikunjungan pertama. Bagi kalian yang ingin merasakan pengalaman menaiki biang lala raksasa yang ada di Asiatique, maka anda harus merogoh kocek yang lumayan yaitu sebesar 250 bath per 3 kali putaran nya.


Ferris Wheel

Jika ditotal berapa biaya yang harus dikeluarkan adalah :

1. Grab dari Asiatique-hostel di Bangrak → 110 Bath x 2 = 220

(2x jalan dan dibagi 4 orang) : 4

55 Bath/each

2. Oleh-oleh/makanan/minuman → Ditanggung masing-masing orang

3. Shuttle Boat → GRATIS


- Unikultural/Multikultural

Berdasarkan sejarah dan juga variasi serta bentuk nya, Asiatique Riverfront dapat diklasifikasikan sebagai tempat yang Multikultural. Dimana meskipun dulunya dibangun oleh warga atau pemerintah sekitar untuk dijadikan sebagai dermaga dan gudang, namun setelah berakhirnya penjajahan bangsa Eropa tempat ini dijadikan sebagai night market yang hampir ada di negara-negara lain nya seperti di Indonesia, Singapura, Malaysia atau yang lain nya. Serta konsep dan juga rancangan nya, banyak dipengaruhi oleh budaya Eropa atau secara kasar nya tidak mencerminkan budaya asli Thailand meskipun berada di Thailand. Barang-barang serta makanan dan minuman yang dijual juga beragam, bahkan hampir yang dijual tidak ada yang asli Thailand, kecuali beberapa stand oleh-oleh nya.

Recent Posts

See All

15 Comments


agnesangella
Nov 04, 2018

Semoga saya bisa menyusul author ke thai ya hehe

Like

asfina husna
asfina husna
Nov 04, 2018

Informasi dan desain blog menarik ❤️ . Mungkin bisa lebih ditambahkan bahasan wisata kuliner dan beberapa kata dasar bahasa lokal untuk membantu tawar-menawar atau sekedar menanyakan bahan yg digunakan dalam masakan

Like

kontennya sangat menarik. websitenya juga begitu. terima kasih telah memberikan referensi. saya jadi banyak sumber untuk jalan-jalan ke thailand next time

Like

jullyo.9d.30
Nov 01, 2018

Berguna sekali buat traveler

Like

della echa
della echa
Nov 01, 2018

berasa lagi virtual travel ke Thailand

Like

2018 by My Travel Blog, Proudly created with Wix.com

bottom of page