Unikultural
- Trip to Thailand
- Oct 27, 2018
- 10 min read
Updated: Oct 30, 2018
Wat Arun

- Sejarah Wat Arun
Wat Arun adalah salah satu kuil Buddha tertua di Thailand saat ini. Wat arun merupakan salah satu peninggalan raja Taksin dan sekaligus menandai runtuhnya Kerajaan Ayutthaya di tahun 1760 an. Kerajaan Ayutthaya mengalami kehancuran yang kemudian memicu perpecahan antara orang orang Siam dan orang orang Burma. Salah satu kuil terbesar pada saat itu yakni Wat Makok bahkan hancur akibat peperangan yang terjadi. Menurut legenda, Taksin memandang kuil yang diremukkan itu pada waktu fajar dari Sungai Chao Phraya dan bersumpah untuk membangunnya kembali setelah perang berakhir. Setelah memenangkan peperangan dengan panglima musuh, Taksin mendirikan Kerajaan baru yang diberi nama kerajaan Thonburi yang berumur pendek (1768-1782) kemudian Taksin membangun ibu kotanya di dekat kuil Wat Makok.

Taksin menepati janjinya, ia membangun kembali Wat Makok yang sempat runtuh dan menamainya dengan sebutan Wat Jaeng, Temple of Dawn. Kuil tersebut merupakan salah satu bagian yang penting dari kerajaannya, kuil itu sangat dihormati, dan untuk sementara waktu bahkan Taksin menempatkan salah satu peninggalan Buddha terbesar di Thailand di dalam kuil tersebut, yakni patung Buddha Zamrud. Tidak lama setelahnya, Taksin digulingkan dalam suatu pemberontakan, kerajaan thonburi pun juga berakhir.
Salah satu mantan jenderal raja Taksin bernama Thongduang mengambil alih kekuasaan dan memberi nama baru kerajaan yakni kerajaan Rama I dan mendirikan Dinasti Chakri. Rama memindahkan istananya ke sisi seberang sungai dan kuil Taksin ditinggalkan. Namun kuil Taksin tidak lama dibiarkan kosong.

Penerus Rama, Rama II (r.1809-1824) memutuskan untuk mengembalikan kuil yang ditinggalkan. Dia memulai proyek bangunan dan mendesain ulang estetika kuil. Dia juga menamainya Wat Arun. Konstruksi dimulai di bawah kekuasaaan Rama II, dan diselesaikan oleh Rama III sekitar tahun 1847. Hingga saat bangunan kuil tersebut menjulang tinggi seperti menara menghiasi cakrawala Bangkok dan menjadi struktur bangunan paling ikonik di Thailand.

- Yang Menarik di Wat Arun
Wat arun juga merupakan salah satu kuil yang letaknya strategis yakni berada di tepian sungai Chao Praya. Bangunannya yang menjulang setinggi 70 Meter, setiap ornament dari kuil ini bernilai seni tinggi, arsitekturnya sedikit unik dibandingkan dengan candi candi lainnya. menara menarra candi di Wat Arun menyerupai kerucut yang menghadap ke langit dan diselimuti dengan kaca berwarna dan porselen khas tiongkok hingga membuat kesan mengkilap ketika terkena sinar matahari.

Wat Arun menjadi Landmark wisata popular di kota Bangkok karena di Wat Arun terdapat banyak spot spot foto yang indah dan para turis juga dimanjakan dengan aktivitas hilir mudik perahu maupun boat di sungai Chao Praya yang hilir mudik mengangkut para turis. Wat Arun lekat dengan nilai nilai sejarahnya sehingga di beberapa titik juga tersedia penjelasan mengenai sejarah perkembangan pembangunan kuil Wat Arun dalam bahasa Thailand dan bahasa Inggris. Pengunjung tidak hanya disuguhkan suasana indah kuil ini namun pengunjung juga bisa mendapati berbagai tenda tenda yang menjual berbagai makanan, oleh oleh seperti souvenir maupun pakaian yang dijual di sekitar area Wat Arun. Selain itu di Wat Arun juga terdapat banyak orang orang yang menyediakan layanan foto untuk wisatawan yang membutuhkannya. Jika kita beruntung, kita dapat berpapasan dengan para biksu yang tengah hilir mudik setelah mereka bersembahyang.

Di Wat Arun juga tersedia layanan boat atau perahu agar wisatawan dapat berkeliling menikmati suasana sungai Chao Praya menggunakan perahu atau boat.
- Tips and Tricks
Kuil ini bisa dikunjungi dari pukul 08.00 pagi hingga sore hari pukul 17.00. Harga tiket masuk menuju Wat Arun yakni hanya sebesar 50 bath per orang. Tiket dapat dibeli di loket yang berbentuk seperti rumah tradisional Thailand tepat didepan pintu masuk.


Untuk dapat ke menuju Wat Arun dapat ditempuh melalui BTS (Sky Train) dan perahu boat. Jika menaiki BTS maka harus menuju Siam station kemudian berhenti di Saphan Taksin Station. Dari Saphan Taksin kemudian kita harus berjalan kurang lebih 5 menit menuju dermaga Than Thien. Selain menaiki BTS, dapat ditempuh dengan menggunakan taxi,grab,tuk tuk atau berjalan kaki jika memungkinkan menuju dermaga Than Thien. Dari dermaga Than Thien menaiki perahu boat menuju ke dermaga N8 Wat Arun.
- Unikultural atau Multikultural
Kuil merupakan salah satu bagian penting dari budaya Thailand karena budaya Thailand memang cenderung dipengaruhi oleh agama Buddha yang lekat dengan keberadaan kuil di setiap tempat di berbagai titik di Thailand. Kuil dapat dengan mudah kita temui bahkan di sepanjang jalan di Thailand. Kuil menjadi bagian penting yang tidak terlepas dari masyarakat dan budaya Thailand. Meskipun Buddha berasal dari tanah india, namun kuil merupakan bagian penting dan termasuk ke dalam nilai asli budaya Thailand karena kuil merupakan salah satu tempat yang paling dihormati masyarakat di Thailand.
Terdapat berbagai aturan mengenai pakaian ketika kita berkunjung ke Wat Arun, para turis harus memakai pakaian yang sopan sebagai bentuk untuk menghormati tempat yang dianggap suci tersebut. Selain itu di dalam kuil juga kita bisa melihat orang orang Buddha berdoa dalam kuil dan kita pun bisa turut mengikuti kegiatan ibadah yang dilakukan oleh orang orang Buddha tersebut. Kita dapat menyaksikan rentetan upacara keagamaan Buddha dalam kuil tersebut.
Wat Arun bukan satu satunya kuil yang merupakan salah satu bentuk budaya Thailand, kuil kuil lainnya seperti What Pho juga merupakan salah satu bentuk budaya asli Thailand yang juga menarik minat para turis untuk mengunjunginya. Wat Arun menjadi budaya asli Thailand yang dapat dimanfaatkan Thailand untuk menunjukkan budaya mereka ke dunia luar melalui pemanfaatan kuil tersebut sebagai tempat wisata yang dibuka untuk umum dan turis dari berbagai negara sehingga memudahkan Thailand untuk membawa dan menunjukkan budaya mereka ke dunia luar. Wat Arun merupakan salah satu bukti bahwa beberapa tempat wisata seperti kuil masih dilestarikan oleh Thailand sebagai bentuk melanggengkan nilai nilai budaya asli Thailand melalui kuil yang dikembangkan dan dibuka menjadi tempat wisata. Wat Arun menjadi bukti dari pengaruh unikulturalitas penduduk Thailand mayoritas Buddha yang masih mendominasi bahkan di beberapa destinasi wisata.
Wat Pho

Wat Pho adalah kuil budha berbaring yang selalu di datangi oleh wisatawan local maupun wisatawan asing yang sedang berlibur di Bangkok. Wat Pho adalah salah satu kuil tertua di Thailand dan menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan. Wat Pho adalah salah satu kuil terbesar di Bangkok, di dalam Wat Pho terdapat patung budha raksasa yang sedang berbaring panjang nya sekitar 46 meter dan dilapisi dengan emas.

Ukuran kaki patung budha panjang nya sekitar 5 meter dan dihiasi dengan 108 lakshana atau disebut dengan lambang suci Budha yang terbuat dari mutiara. Patung Budha berbaring ini terbuat dari bata, gips, dan lapisan emas murni. Untuk masuk ke Wat Pho para pengunjung harus membayar sekitar 100 Bath Wat Pho buka pukul 8.30 am hingga 5.30 pm. Pengunjung asing maupun local tidak boleh memakai pakaian pendek. Lalu disana kita juga akan mendapatkan air mineral gratis dan kita juga bisa isi ulang air mineral nya. Untuk masuk dalam kuil budha tidur kita harus melepaskan alas kaki, disana disediakan kresek untuk membawa alas kaki kita.
Lalu di koridor tempat patung Budha tidur ini terdapat sekitar 109 mangkuk yang terbuat dari perunggu, hal ini melambangkan sifat-sifat keberuntungan dari Budha. Banyak sekali wisatawan yang berkunjung mereka menjatuhkan koin koin ke dalam setiap mangkuk tersebut, hal ini dipercaya bahwa dengan memasukan koin kedalam mangkuk perunggu tersebut dapat membawa keberuntungan.


- Sejarah Wat Pho :
Wat Pho memiliki nama asli Wat Phra Chatuphon Wimonmangkhalaram, di dalam kuil Wat Pho terdapat lebih dari 1.000 patung dan gambar Budha. Kuil ini diberi nama Wat Pho setelah sebuah biara di India di yakini sebagai tepat hidupnya sang Buddha. Sebelum menjadi candi, Wat Pho awalnya adalah sekolah pendidikan pengobatan tradisional Thailand. Patung-patung yang ada di Wat Pho menunjukan posisi yoga. Lalu pada tahun 1767, sebuah gambar Buddha besar dari Ayuthaya Wat Phra Si Sanphet dihancurkan oleh Burma dan setelah itu Raja Rama I (1782-1809M) memerintahkan untuk membangun sebuah kuil dan memperbesar hingga merenovasi kompleks.
- Tips and Trick dan Budget:
Untuk para wisatawan asing yang berlibur ke Thailand harus wajib untuk mengunjungi kuil budha ini, perjalanan menuju Wat Pho bisa menaiki BTS atau bisa menaiki Ferry (Boat). Jika ingin lebih mudah untuk sampai ke Wat Pho namun dengan budget yang murah kalian bisa menaiki Ferry (Boat). Caranya yaitu Kita harus jalan dulu ke dermaga Si Phraya atau Si Phraya Pier lalu menunggu Ferry dengan bendera Orange. Di dermaga terdapat sebuah maps atau peta yang menunjukan kita arah tujuan kita nanti, disitu ju8ga ada gambar berbagai bendera yang menandakan Boat mana yang harus kita naiki untuk pergi ke tujuan yang hendak kita kunjungi. Untuk menaiki Boat harganya sekitar 15 Bath. Lalu Ferry tersebut akan berhenti di Wat Arun. Dari Wat Arun kita bisa menyebrang ke Wat Pho menggunakan boat biayanya sekitar 4 Bath.
- Multikultural atau Unikultural ?
Wat Pho termasuk destinasi wisata yang masuk kedalam kategori Unikultural, sebab didalam Kuil buda berbaring atau (Reclining Budha) banyak menyimpan sejarah awal dibangunya Wat Pho. Kuil ini dianggap sebagai destinasi wisata yang paling utama untuk di kunjungi sebab didalm nya banyak sekali patung atau arca Budha. Sebab kita tahu bahwa sebagian besar penduduk di Thailand mereka menganut agama atau kepercayaan Budha.
Chatuchak

Chatuchak atau yang biasa disebut pasar akhir pekan adalah empat perbelanjaan yang selalu wajib dikunjungi oleh para wisatawan (must visit place ) yang berlibur ke Bangkok. Catuchak The weekend market adalah pusat perbelanjaan yang menjual berbagai macam oleh-oleh khas dari Thailand ini bertempatan di Kamphaeng Phet 3 Rd, Khwaeng Lat Yao, Khet Chatuchak, Krung Thep Maha Nakhon 10900, Thailand. Catuchak adalah pasar oleh-oleh terbesar yang berada di Thailand. Catuchak disebut dengan pasar akhir pekan sebab hanya buka di hari Weekend saja yaitu hari Jumat hingga Minggu. Catuchak Market sudah ada sejak lama, akan tetapi dulu Catuchak hanya popular dikalangan pedagang skala besar saja. Catuchak sangat luas jadi disana banyak sekali jenis barang yang di jual. Catuchak dikenal dengan pasar terbesar yang ada di Thailand. Di Catuchak terdapat lebih dari 8000 kios yang terbagi di 27 area. Catuchak menjual barang-barang khas Thailand seperti tas, sepatu, pakaian, hingga jajanan khas Thailand seperti Tao Kei Noi dan Thai Tea. Di Catuchak juga menjual seperti keramik, buku, barang antic, home decoration, tanaman dan binatang ( seperti menjual ular ). Jika berbelanja di Catuchak kita juga bisa melakukan tawar menawar pada para pedagang. Untuk para pengunjung yang baru pertama kali mendatangi Catuchak market memang sangat membingungkan karena disana banyak sekali kios kios dan didalam nya ada satu jalan besar yang mengelilingi pasar.
Untuk kita para wisatawan yang mencari oleh oleh dengan harga yang murah dan terjangkau kita bisa melakukan tawar menawar dengan para pedagang disana. Jika ingin melakukan tawar menawar kita harus melakukan sikap bersahabat pada para pedagang dan selalu tersenyum. Namun disini ada beberapa para pedagang yang memberikan diskon untuk turis turis asing yang sedang berbelanja. Di Catuchak tidak hanya menjual barang-barang saja namun juga ada pasar kuliner nya yang menjual berbagai jenis makanan, minuman dan buah-buahan juga menjual jus buah yang dibuat dari buahnya langsung. Harganya berkisar 40 hingga 100 bath dan rasanya juga tidak diragukan lagi enaknya.

- Tips and Trick
Jika kita ingin berbelanja di Catuchak market kita sebagai wisatawan harus memiliki beberapa persiapan agar berbelanja jadi lebih nyaman. Karena di Thailand cuaca nya sangat panas maka lebih baik kita menggunakan pakaian yang nyaman dan ringan seperti kaos. Kita membawa backpack untuk menyimpan hasil belanja kita dan sangat disarankan untuk memakai tas slingbag supaya lebih aman menjaga barang bawaan pribadi. Kita juga harus menyiapkan budget yang cukup untuk berbelanja dan lebih baik uang nya harus cash ya karena di pasar Catuchak tidak menerima kartu kredit dan disana juga tidak terlalu banyak ATM. Bagi para wisatawan yang baru pertama kali datang ke pasar Chatuchak tidak perlu khawatir, karena terdapat kantor informasi didepan gerbang masuk.

Untuk sarana transportasi yang menuju ke Catuchak kita bisa menaiki Skytrain (BTS) lalu turun di Mo Chit station setelah itu kita ikuti arus hingga menjumpai pintu masuk kecil ke pasar. Jika kalian ingin menaiki MRT (subway) juga bisa nanti turun di Catuchak Park station dan berjalan sampai di pintu masuk kecil pasar. Dan jika kalian ingin transportasi yang lebih mudah bisa menggunakan Grab atau Taxi. Grab dan Taxi akan menurunkan kalian di depan pintu masuk Catuchak Market. Catuchak weekend market ini buka setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 09.00 am – 08.00 pm. Sedangkan di hari Jumat buka pukul 18.00 – 24.00.
- Unikultural atau Multikultural?
Catuchak the weekend market ini termasuk kedalam budaya Unikultural, sebabdengan melihat sejarah ataupun keadaan pasar nya yang merupakan budaya khas dari Thailand sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa, di dalam Catuchak The Weekend Market ini menjual berbagai macam oleh-oleh khas Thailand dari mulai baju khas nya yang bergambarkan “ I love Bangkok “ besertakan gambar-gambar gajah yang menandakan Thailand dikenal sebagai negara yang dijuluki dengan negara “ Gajah Putih “ lalu tak hanya baju khas Thailand, di Catuchak juga menjual pernak pernik khas Thailand seperti gantungan kunci yang berbentuk gajah, dompet tas dll. Dan didalam Catuchak juga terdapat berbagai macam makanan khas dari Thailand seperti “ Thai Tea “. Kios-kios nya pun juga seperti kios sederhana.
Bangkokian Museum

Bangkok Folk Museum atau yang dikenal dengan Bangkokian Museum, merupakan salah satu tempat wisata edukasi yang ada di Thailand. Tepat nya berada di daerah Bang Rak dan jauh dari pusat kota. Karena tempat nya yang jauh, banyak wisatawan yang tidak tahu dengan adanya tempat wisata ini. Padahal, banyak sekali informasi dan ilmu yang akan didapatkan jika kita berkunjung ditempat ini.
- Sejarah Bangkokian Museum
Bangunan Bangkokian Museum telah ada sejah masa Perang Dunia II. Museum ini menawarkan wawasan gaya hidup kelas menengah warga asli Thailand dan juga berbagai macam persenjataan, buku, dan juga berbagai macam dokumentasi selama Perang dunia II dan sesudah nya (1937-1957). Museum ini awal nya merupakan sebuah rumah peninggalan dari keluarga Suravadee, dan kemudian dijadikan museum untuk melestarikan barang dan juga peninggalan warga kelas menengah di Thailand pada era Perang Dunia II.

Pada tahun 2004, pengelolaan museum ini ada dibawah naungan Bangkok Metropolitan Authority.
Didalam nya setidak nya terdapat 3 buah bangunan, dimana bangunan pertama menampilkan bentuk rumah dan juga perabot-perabot terdahulu sang penghuni rumah beserta penjelasan nya. Kemudian dibangunan kedua, dulu nya merupakan rumah tinggal dan juga klinik dari Dr Francis Kristen, yakni ayah tiri pemiliki rumah.


Dan bangunan ketiga merupakan galeri yang menampilkan persenjataan, buku dan juga informasi tentang bagaimana kehidupan warga Thailand di masa Perang Dunia II.
(source :http://jalan2thailand.com)
- Tips and Trick
Kami berempatan berkesempatan untuk mengunjungi Museum ini diakhir perjalanan kita di Thailand. Pada awal nya kami tidak menyadari adanya museum tersebut, namun ketika melihat maps, kami menemukan nya dan segera berangkat mengunjunginya. Lokasinya sangat dekat dengan hostel kami di daerah Bang Rak, kurang lebih sekitar 10 menit ditempuh dengan berjalan kaki saja. Kami mengunjungi nya sekitar pukul 11 siang. Ketika sampai di gerbang Museum, kami mengisi buku Registrasi di pos penjaga. Untuk masuk ke museum tersebut, pengunjung tidak dipungut biaya sedikit pun alias GRATIS, baik penduduk lokal atau pun manca negara. Begitu masuk kehalaman museum, kami disambut oleh Tour Guide dan berinisiatif untuk memfoto kami berempat.

Setelah berfoto, kami masuk ke bangunan pertama. Oh iya, pada waktu kunjungan kami tersebut, bersamaan dengan studi lapangan dari para siswa SMA di Thailand, sehingga ramai pengunjung. Kawasan museum ini dikelilingi oleh kolam ikan dan juga pepohonan, sehingga rindang dan nyaman. Terdapat banyak spot foto dengan tema vintage dan alam, sehingga kami juga menyempatkan diri untuk mendokumentasikan nya. Museum ini sangat cocok dikunjungi utuk sekedar menghabiskan waktu di Thailand sambil menambah wawasan tentunya. Namun, sayang nya didalam nya tidak terdapat stand oleh-oleh.
Jika ditotal berapa biaya yang harus dikeluarkan adalah :
1. Transport → Jalan Kaki (GRATIS)
2. Biaya Masuk → GRATIS
(tidak termasuk biaya makan dan minum selama disana)
- Unikultural/Multikultural
Berdasarkan sejarah dan juga variasi serta bentuk nya, Bangkokian Museum dapat diklasifikasikan sebagai tempat yang Unikultural. Karena bangunan dan juga konsep yang diusung tetap mempertahan kan bentuk asli nya. Di dalam nya juga banyak menejalaskan tentang sejarah, bentuk, dan juga perabotan asli masyarakat Thailand tanpa mengubah apapun.
wajib banget di terusin ini blog <3
salah satu penulis blog kan bonita ya, apakah kemarin sempat membuat bonita cabang Thailand ?, atau bonek jambangan cabang Thailand ?
untuk ngetrip ke thailand abis berapa ya ?
informatif yaa
Baca di website ini jd pengen ke Thailand deh.
Kontennya keren dan mudah dimengerti. Thx infonya Sangat